Selain kegiatan bersih pantai, kami juga melakukan pemeriksaan sarang yang telah menetas telur telurnya, tujuannya untuk mengetahui tingkat keberhasilan penetasan, selain itu juga dilakukan penghitungan sarang dengan tujuan mengetahui kondisi sarang (apakah terkena abrasi, dirusak penyu lain, dirusak biawak) semua ini dicatat sebagai bahan evaluasi.
Biawak adalah predator terbesar di Pulau Segama, banyak sarang yang telah dirusak. Meskipun kami telah mencoba beberapa cara untuk mencegah predator biawak tetapi masih kurang efektif, perlu diketahui bahwa YPLI melakukan penetasan telur secara alami, kami tidak merelokasi sarang hanya menjaganya dari pencurian oleh nelayan. Mengapa YPLI tidak merelokasi sarang ke tempat yang lebih aman dengan sarang buatan? menurut pengalaman kami sejak 1997 melakukan konservasi penyu sampai saat ini ditemukan adanya peningkatan jumlah sarang setiap tahunnya, contoh Pulau Segama yang diawal sebelum adanya kegiatan kami disana hanya ada sekitar 200 sarang/tahun dan itupun semua telur telurnya tidak ada yang ditetaskan karena telah diambil oleh nelayan/pemburu telur tetapi setelah adanya kegiatan perlindungan sarang oleh YPLI data terakhir di 2023 ada sekitar lebih dari 2000 sarang, ini menunjukkan bahwa tingkat peneluran semakin bertambah.
Di bawah ini adalah foto kegiatan pemeriksaan sarang yang telah menetas: