KLASIFIKASI PENYU
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Metazoa
Phylum Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Reptilia
Sub Class : Anapsida
Ordo : Testudinata
Sub Ordo : Clylodira
Family : Chelonidae
Genus : Eretmochelys ( Penyu Sisik)
Spesies : Eretmochelys imbricata (Penyu Sisik)
JENIS PENYU
- Penyu Belimbing, Leatherback turtle, Dermochelys Coriacea
- Penyu Tempayan, Loggerhead Turtle, Caretta-caretta
- Penyu Hijau, Green Turtle, Chelonia Mydas
- Penyu Sisik, Hawksbill Turtle, Eretmochelys imbricata
- Penyu Lekang, Oliveridley Turtle, Lepidochelys Olivacea
- Penyu Pipih, Flatback Turtle, Natator Depressus
- Penyu Kempii, Kempsridley Turtle, Lepidochelys Kempii
UKURAN BODY DAN TELUR PENYU
- Ukuran induk penyu
Jenis Penyu | Ukuran | |
Panjang (cm) | Lebar (cm) | |
Belimbing | 150-180 | 75-110 |
Hijau | 85-95 | 65-75 |
Sisik | 65-85 | 55-60 |
- Ukuran tukik
Jenis Penyu | Ukuran | Berat (gr) | |
Panjang (mm) | Lebar (mm) | ||
Belimbing | 50-55 | 35-40 | 35-40 |
Hijau | 35-45 | 25-35 | |
Sisik | 25-35 | 20-30 |
- Ukuran telur
Jenis Penyu | Ukuran | |
Diameter (mm) | Berat (gr) | |
Belimbing | 50-55 | 60-80 |
Hijau | ||
Sisik |
JENIS MAKANAN
Beberapa jenis penyu memiliki perbedaan makanan,
Jenis Penyu | Jenis Makanan | Habitat | Keterangan |
Belimbing | Ubur-ubur, Cumi2 | Laut dalam | |
Hijau | Rumput laut | Terumbu karang | |
Tempayan | Kepiting | ||
Sisik | Sea Sponge | Terumbu karang | |
Lekang | Udang | ||
Pipih | Udang | ||
Kempi | Udang |
HABITAT DAN PENYEBARAN
Menurut klasifikasi hewan, penyu termasuk sekelas dengan reptil jadi penyu akan bertelur dimana hewan ini ditetaskan. Penyu sisik biasanya bertelur di pantai yang berpasir dan berbatu kerikil dibawah naungan pohon sedangkan penyu hijau, penyu lekang dan penyu belimbing biasanya bertelur di pantai yang lebar dan terbuka tanpa naungan pohon. Biasanya penyu-penyu ini lebih menyukai tempat yang sepi untuk bertelur.
Penyu laut merupakan hewan yang penyebarannya sangat luas, hewan ini bisa bermigrasi hingga bermil-mil jauhnya.
Berdasarkan survey pantai peneluran penyu yang telah kami lakukan sejak 1997-2010 di beberapa lokasi di perairan Kep. Riau (Pulau-pulau sekitar Kijang, Dabo Singkep, Sebangka, Natuna, Tarempa, Serasan, Tambelan), Kalimantan Barat (Paloh, Penambun), Kalimantan Selatan (Denawan, Bira-Birahan, Samber Gelap), Bangka Belitung (Pesemut, Momperang, Kimar, P. Lima), Sulawesi Selatan (Takabonerate) dan Papua Barat (Jamursba Medi, Wermon, Mubrani, Ayau, Waigeo), penyu sisik dan hijau banyak dijumpai di Kep. Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan Bangka Belitung dan Sulawesi Selatan sedangkan penyu belimbing dan lekang hanya ditemukan di Kalimantan Barat dan Papua Barat. Dari semua jenis penyu yang ada di Indonesia jenis penyu hijau adalah yang terbanyak populasinya.
KONDISI PENYU DI INDONESIA
Dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia hanya enam yang diketahui hidup di perairan Indonesia yaitu penyu belimbing, penyu hijau, penyu sisik, penyu lekang sedangkan penyu tempayan dan penyu pipih tidak diketahui habitat penelurannya.
Dari hasil survey pantai peneluran yang telah kami lakukan ditemukan bahwa masih ada daerah-daerah yang melakukan system tender pantai peneluran penyu seperti yang kami temukan di Kep. Riau (Tambelan, Tarempa, Natuna, Serasan), Kalimantan Barat (Pantai Paloh), Kalimantan Selatan (Pulau Tujuh, Pulau Matasiri, Birah-birahan dan Samber Gelap). PEMDA setempat memberlakukan system tender sebagai usaha untuk mendapatkan pemasukan kas daerah (PAD), jadi PEMDA menawarkan kepada masyarakat yang mau menyewa lokasi peneluran dengan harga dan masa sewa yang telah ditetapkan oleh PEMDA, masyarakat yang memenangkan tender harus menyetorkan uang sebesar nilai tender kepada PEMDA, sebagai imbalannya pemenang tender berhak mengelola pantai peneluran dengan cara mengambil dan menjual telur-telur yang ada diwilayahnya. Biasanya PEMDA juga menetapkan kewajiban kepada pemenang tender untuk menetaskan telur-telur sebanyak 15% dari jumlah total telur-telur yang ada, namun biasanya pemenang tender menjual seluruh telur-telur terlebih dahulu untuk mengembalikan modal yang telah mereka keluarkan dan mendapatkan keuntungan, kalau ini sudah tercapai baru mereka melakukan penetasan telur.
Dengan adanya kondisi tersebut di atas dapat mengakibatkan populasi penyu di alam makin berkurang karena tidak adanya regenerasi mengingat penyu adalah hewan yang lambat berkembangbiaknya karena penyu baru bisa bertelur pada usia lebih dari 10 tahun, selain itu penyu juga mengalami banyak kendala di alam seperti adanya predator mulai dari telur di dalam sarang, menetas, keluar dari sarang sampai menuju laut lepas.