P. Kimar terletak di sebelah Barat P. Belitung, kira-kira 40 km dari Tanjung Pandan dan termasuk dalam gugusan Pulau-pulau Gresik. Untuk mencapai P. Kimar dapat ditempuh dari Tanjung Pandan lama perjalanan 4-5 jam atau dari Pegantungan lama perjalanan 3 jam dengan menggunakan perahu motor.
P. Kimar berbentuk memanjang dari Barat ke Timur, dibagian utara bukit berbatu sedangkan pantai berpasir tempat peneluran penyu berada di sebelah barat, timur dan utara. Pantai peneluran terbesar berada disebelah barat. Vegetasi pantai peneluran di P. Kimar didominasi oleh pohon rogo-rogo, bebakoan, dan pandan, juga terdapat tanaman perkebunan seperti kelapa, pisang, singkong, mangga, nangka dan cempedak. Di pinggir pantai juga banyak ditumbuhi tanaman mangrove. P. Kimar dikelilingi terumbu karang yang kondisinya masih baik sampai saat ini. Penyu sisik lebih banyak ditemukan bertelur di pulau ini dibandingkan penyu hijau dimana musim peneluran penyu sisik terjadi pada bulan Januari sampai Mei, selain penyu yang naik bertelur di P. Kimar juga ada hewan lainnya seperti beberapa jenis burung dan biawak yang saat ini menjadi predator utama telur penyu. Kegiatan perlindungan sarang di pulau ini dilakukan pada April 1999 sampai dengan Agustus 1999. Kegiatan perlindungan sarang di pulau ini terhenti karena dua hal. Pertama, penjaga pantai peneluran yang juga pemilik merupakan pemilik lahan meninggal dunia pada Agustus 1999. Kedua, pulau ini terletak di jalur pelayaran kapal-kapal besar dan seringkali dijadikan tempat persembunyian para perompak sehingga tidak ada orang yang berani menjaga pantai peneluran di pulau tersebut. Untuk sekedar diketahui bahwa di pulau ini pernah terjadi baku tembak antara perompak dan aparat keamanan laut.
Selama dilakukan perlindungan sarang di pulau ini, YPLI berhasil melindungi sarang sebanyak 364 sarang penyu sisik dan penyu hijau untuk waktu lima bulan. Terjadi kesulitan identifikasi jenis penyu karena almarhum penjaga sarang adalah seorang yang buta huruf sehingga tidak bisa mencatat laporan tentang jenis penyu yang bertelur meskipun sesungguhnya beliau mengetahuinya. Identifikasi baru dapat dilakukan bila staf YPLI datang ke lokasi untuk memeriksa kondisi penetasan. Pemeriksaan penetasanpun tidak dapat dilakukan seluruhnya karena kondisi keamanan setelah pemilik lahan tersebut meninggal dunia.
Seperti halnya di lokasi lain yang dilindungi oleh YPLI, seluruh telur yang dilindungi di pulau ini telah ditetaskan secara alami dan anakan penyu yang menetas seluruhnya dilepas ke laut bebas.
Dibukanya kembali perlindungan sarang di P. Kimar tahun 2007
Setelah pemilik pulau Kimar meninggal, kini pengelolaannya diserahkan kepada anak beliau dan Yayasan Penyu Laut Indonesia mengontraknya untuk jangka waktu satu tahun. Pulau Kimar dibuka kembali sebagai tempat perlindungan sarang telur penyu sejak Januari 2007, hingga kini kami telah melakukan perpanjangan masa kontrak pulau sebanyak tiga kali dan kini diperpanjang sampai tiga tahun kedepan. Sejak dibukanya kembali kegiatan perlindungan sarang di P. Kimar sampai dengan Desember 2017 sudah ada sebanyak 3.687 sarang penyu sisik dan 277 sarang penyu hijau yang berhasil dilindungi, Sedangkan banyaknya tukik (anakan penyu) yang berhasil menetas dan kembali ke laut sebanyak 91.973 ekor dari 144.837 butir telur yang dilindungi sampai dengan Desember 2016.
Bila kita perhatikan gambar grafik di bawah ini, pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah sarang yang tajam tetapi ini bukan disebabkan berkurangnya penyu yang naik bertelur melainkan kegiatan sempat dihentikan sementara karena adanya kendala di lapangan.
Kami telah membangun fasilitas pondok, sumur dan solar cell sebagai sumber energi penerangan lampu dimalam hari untuk mendukung kegiatan kami, juga telah dibuat satu unit perahu kecil bermesin untuk memudahkan transportasi dari P. Kimar ke Tg. Pandan yang biasa digunakan untuk berbelanja kebutuhan pokok mengingat P. Kimar adalah pulau yang tidak ada penduduknya sehingga segala sesuatunya harus kami adakan sendiri.
Predator terbesar perusak sarang telur penyu di P. Kimar adalah biawak, lebih dari separuh sarang yang ada telah dirusak oleh biawak sehingga hanya sedikit telur penyu yang dapat menetas, ini merupakan salah satu kendala terbesar yang dihadapi di P. Kimar.