Kegiatan

Adapun kegiatan-kegiatan yang selama ini kami lakukan adalah:

Survey pantai peneluran penyu

Tujuannya adalah untuk mengetahui pulau-pulau atau pantai mana saja yang masih didatangi penyu untuk bertelur. Pada saat kami datang ke suatu pulau kami langsung menyisir sepanjang pantai untuk melihat sekaligus menghitung dan mencatat apakah ada sarang yang baru atau bekas sarang telur penyu, mencatat jenis penyu yang bertelur yang dapat diketahui dari bentuk sarangnya, mengadakan wawancara dengan penduduk yang menghuni pulau atau nelayan yang kami jumpai untuk mengetahui apakah telur-telur penyu yang ada mereka ambil untuk dikonsumsi atau dijual dan mencatat kondisi alami pulau tersebut.

Menjaga habitat pantai peneluran penyu

Yaitu dengan melakukan pembersihan pantai dari sampah-sampah atau batang pohon kayu yang terdampar di pantai yang dapat menghalangi jalannya tukik-tukik menuju laut atau menghalangi induk penyu naik ke pantai untuk bertelur.

Melindungi sarang-sarang telur penyu

Pantai-pantai peneluran yang telah dilindungi oleh YPLI dijaga secara bergantian oleh staf lapangan, tujuannya untuk menjaga sarang-sarang yang ada di lokasi tersebut agar telur-telur yang ada tidak dicuri oleh orang-orang/nelayan yang biasa singgah di pulau untuk mencari telur penyu. Selain itu juga dilakukan pemindahan sarang dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih aman agar terhindar dari air pasang naik maupun ombak yang dapat mengakibatkan telur-telur gagal menetas.

Melakukan penandaan dan pengukuran induk penyu

Biasanya penandaan dan pengukuran dilakukan pada saat induk penyu sedang bertelur karena pada saat itu induk penyu dalam keadaan lebih tenang sehingga memudahkan pekerjaan. Ada tiga jenis alat yang digunakan sebagai penanda (tag) yaitu tag inconel, tag plastic dan tag pit/inner tag yang pemasangannya dengan cara menyuntikkannya ke pliffer dan untuk mendeteksinya digunakan alat deteksi yang dapat memunculkan angka-angka/huruf yang ada dalam tag pit. Sedangkan tag inconel dan plastik tag hanya dijepitkan pada pliffer penyu, dimana pada inconel dan plastik tag sudah tercantum data-data yang diinginkan. Tujuan pemasangan tag adalah untuk mengetahui penyebaran penyu, populasi penyu, interval peneluran penyu pada saat musim peneluran, mengetahui apakah penyu yang bertelur di pantai tersebut akan datang lagi untuk bertelur di pantai yang sama. Untuk pengukuran karapas penyu digunakan dua jenis alat ukur yaitu dengan menggunakan meteran gulung atau dengan meteran sigma.

Melakukan pengecekan pada sarang-sarang yang telah menetas telurnya.

Pemeriksaan sarang hanya dilakukan pada saat kunjungan ke lokasi kegiatan. Tujuannya untuk mengetahui berapa banyak telur yang berhasil menetas, berapa banyak tukik yang berhasil keluar dari sarang, apa yang menyebabkan telur gagal menetas, predator apa saja yang telah merusak telur atau sarang.

Pemasangan transmitter pada induk penyu

Pemasangan transmitter pada induk penyu mempunyai fungsi yang sama dengan tag, hanya pemasangan transmitter lebih ditujukan pada kemana induk-induk penyu itu pergi setelah bertelur. Transmitter di pasang pada punggung induk penyu yang sedang bertelur, nantinya transmitter ini dapat dipantau melalui satelit dan kemudian informasinya dikirim ke bumi dengan demikian kita akan mengetahui dimana keberadaan penyu tersebut. Dari transmitter yang pernah di pasang pada induk penyu belimbing di Pantai Jamursba Medi, dalam waktu satu tahun kemudian diketahui keberadaannya sudah sampai di perairan Hawaii. Ini membuktikan bahwa penyu belimbing mempunyai wilayah jelajah yang cukup jauh. Sampai saat ini pemasangan transmitter hanya dilakukan pada induk penyu belimbing saja.

Pemasangan pagar listrik pengaman

Babi merupakan salah satu predator telur penyu terbesar di Pantai Jamursba Medi Sorong Irian Jaya Barat. Untuk mengatasi hal ini maka dipasanglah pagar listrik sebagai pengaman untuk melindungi sarang-sarang telur penyu tersebut. Sengatan listriknya akan menjadi terapi yang mengejutkan bagi babi-babi sehingga diharapkan babi-babi tersebut tidak akan merusak sarang lagi. Dari hasil evaluasi efektivitas penggunaan pagar listrik ditemukan data bahwa telah terjadi penurunan sarang yang rusak yang diakibatkan oleh babi. Sebelum adanya pagar listrik tingkat predasi babi mencapai ± 80 % sedangkan setelah adanya pagar listrik tingkat predasi babi menurun menjadi 17,5%. Pemasangan pagar listrik hanya dilakukan di Pantai Warmamedi yang dilakukan dalam dua tahap. Tahap I Maret 2001 sepanjang 2 km dan tahap ke II Juli 2002 sepanjang 1 km.

Pemasangan Logger

Logger adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kecepatan arus, kedalaman serta suhu. Logger yang dipasang pada induk penyu dimaksudkan untuk mengetahui kecepatan berenangnya penyu, kedalaman penyelaman serta temperatur disekitar induk penyu. Untuk mengetahui kondisi tersebut dengan benar, logger yang terpasang pada induk penyu harus ditemukan kembali untuk selanjutnya dianalisa. Untuk itu pemasangan logger dilakukan pada awal musim peneluran sehingga kemungkinan penemuan kembali logger lebih besar mengingat seekor induk penyu dapat bertelur hingga delapan kali dalam satu musim peneluran. Untuk mendapatkan kembali logger yang telah terpasang, petugas lapangan harus berpatroli sepanjang malam guna mencari dan melepas logger tersebut dari induk penyu guna dianalisa nantinya. Dari logger yang pernah ditemukan kembali, setelah di lakukan analisa diperoleh informasi bahwa induk penyu yang terpasang logger selama internesting rata-rata berada pada kedalaman 50 – 70 meter dengan temperatur berkisar antara 26 dan 28 ºC. Sementara itu induk penyu tersebut akan naik ke permukaan air pada siang hari dan banyak menghabiskan waktunya di bawah air pada sore hari. Satu detektor tidak berfungsi pada logger yang telah dipasang yaitu untuk mengetahui kecepatan berenang si induk penyu. Setelah ditelaah dengan seksama ternyata baling-baling logger tersebut tidak berputar disebabkan adanya benda asing yang tersangkut pada baling-baling tersebut.

Volunteer

Kegiatan ini ditujukan kepada mahasiswa-mahasiswi yang akan melakukan penelitian penyu dalam rangka menyelesaikan tugas skripsi mereka. Disamping melakukan tugasnya, mereka juga turut membantu kegiatan yang dilakukan oleh YPLI. Sampai saat ini sudah ada sebanyak 25 mahasiswa yeng telah melakukan penelitian di lokasi kami yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia.

Studi Banding

Studi banding dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada staf lapangan tentang konservasi penyu yang juga dilakukan di tempat lain oleh YPLI. Pada tahun 2005 YPLI telah mengikut sertakan dua orang staf lapangan ke tiga lokasi kegiatan YPLI yaitu Kep. Segama Lampung Timur dan di P. Pesemut dan P. Momperang Belitung Timur. Mereka adalah staf lapangan yang berasal dari Pantai Jamursba Medi. Selama berkunjung ke lokasi tersebut di atas, mereka mempelajari cara tagging dan pengecekan sarang yang telah menetas. Hal ini dilakukan dengan harapan agar sekembali ke Pantai Jamursba Medi dapat dipraktekkan cara-cara tagging maupun penghitungan keberhasilan penetasan dan diharapkan mereka dapat mengajarkan keterampilan yang telah mereka dapat kepada staf lapangan lainnya yang berada di Pantai Jamursba Medi dan di tahun 2010 YPLI juga telah malakukan hal yang sama pada staf lapangan kami yang berasal dari Pantai Wermon untuk melakukan studi banding ke Pulau Kimar Belitung Barat.

Zonasi

Zonasi dibuat untuk memudahkan dalam mencari sarang, penzonasian dilakukan dengan cara mengukur pantai peneluran dan memberikan nomor zonasi dalam tiap beberapa meter. Dengan adanya pembagian zona, kita dapat mengetahui berapa meter panjang pantai yang sesungguhnya.

Penomoran Sarang

Penyu yang selesai bertelur, sarangnya akan diberi nomor dan dicatat tanggal bertelur serta letak zonanya untuk memudahkan dalam pengecekan sarang dan mengetahui sarang mana yang kira-kira sudah menetas dan harus digali.

Mengukur Kelandaian Pantai

Pada saat ini baru dilakukan di Pantai Wermon saja dan hanya dilakukan pada saat kunjungan, tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi pasir pada saat itu, apakah bertambah atau berkurang, ini dilakukan untuk mengambil keputusan apakah perlu dilakukan relokasi sarang, kalau kelandaian pasir sudah diketahui maka pada bulan tertentu sarang boleh direlokasi dan pada bulan tertentu sarang tidak boleh direlokasi. Jadi sebelum diadakan relokasi, harus diketahui terlebih dahulu kondisi pantai.

One Response to Kegiatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.